Monster Terraseraws menunjukkan bentuk sempurnya, Monster terbang itu memiliki bentuk yang sama dengan bentuk burung dengan patuk panjang atau biasa disebut bangau.
Namun itu bukanlah seekor bangau yang sedang mencari ikan ditepi sungai, melainkan monster Terasserarws kuno dengan perawakan burung bangau namun mempunyai banyak ditumbuhi sisik keras dan duri duri tajam.
Sekali kibasan sayapnya saja mampu menciptakan badai tornado berputar kencang membuktikan kekuasaannya dulu disama lampau.
"Rrrrrrh!"
Monster Terasseraws meraung keras, kota yang berada dibawahnya mempunyai pertahanan kuat untuk dia terobos.
Semua penduduk kota Nirvana berdoa setulus hati mereka, saat ini mereka dihadapkan monster raksasa siap melahap mereka semua.
Mereka berharap akan ada Hero yang menyelamatkan kota ini dari kehancuran meski kemungkinannya sangatlah kecil sekali, sebab para Hero sibuk menjalankan tugasnya sendiri.
"Whuss!
"Duarrh!"
"Duarrh!"
Monster Terasseraws terus mencoba mematuk perisai kuat yang melindungi seisi kota, namun hanya sia sia saja.
Perisai itu terlalu kuat untuk dipecahkan, monster Terasseraws semakin mengamuk terus mencoba menembus pertahanan kota.
--
Didistrik kecil, lebih tepatnya berada dikota Cyberrun Astra L 500.
Rem tengah sibuk mengantar pesanan para pembeli, ditambah restoran Foodgris akhir akhir ini sangatlah ramai pengunjung.
Semua pelayan dan koki tampak sangat sibuk bergulat dengan pekerjaan mereka.
"Hei tampan, pesan es jeruk satu sama steak berbeqiu ya!"
"Aku juga tampan, buatkan aku minuman alpukat lengkap dengan sajian foodress nice ya!"
"Aku pesan ini tampan!"
"Aku pesan ini juga, tolong buatkan aku terlebih dulu!"
"Hei jangan dengarkan dia, aku yang terlebih dulu memesannya!"
Pembeli restoran tampak saling berebut untuk dilayani oleh pelayan restoran yang sangat tampan rupawan, kebanyakan dari mereka wanita muda, gadis gadis remaja cantik, bahkan ada wanita dewasa tak kalah ikut nimbrung hanya karena betah menatap pelayan restoran itu penuh akan sihir pesonanya.
Rem mengangkat bahunya dengan malas, meski dia jenuh mendapat godaan setiap harinya dari para pembeli yang itu itu aja orangnya.
Rem tetap melayaninya dengan baik, walaupun terpaksa harus dijadikan pusat perhatian dari semua orang.
"Mohon tunggu semuanya, pesanan kalian akan saya antarkan!"...
Rem segera berbalik badan menuju dapur untuk membawakan pesanan dari para pembeli.
"Awwh, dia sangat tampan sekali? Tapi kenapa dia mau sih jadi pelayan restoran ditempat ini?"...
"Namanya pekerjaan tidak bisa dipilah pilih, meski dia hanya pelayan biasa tapi mampu menggetarkan jiwa hati hingga tak lepas darinya!"...
Beberapa gadis muda saling berdiskusi membicarakan pelayan restoran yang sangat tampan itu. Tapi sayang dia bukanlah dari keluarga terhormat, meski begitu dia mampu membuat mereka tak hentinya kesini setiap hari demi menatapnya lebih lama lagi.
"Ini pesa-
"Krak!
"Brakk!"
Saat Rem hendak menyajikan menu pesanan mereka, tanpa sengaja Rem terjatuh diikuti oleh getaran gempa bumi.
Restoran Foodgris ikut terguncang, langit langit atap berjatuhan kebawah. Baik para pembeli ataupun pelayan restoran menjadi sangat panik sekali.
"Gempa bumi? Ayo selamatkan diri kalian masing masing!"...
Perbincangan santai mereka terhenti dan berlari menyelamatkan nyawa mereka sendiri. Begitupun restoran Foodgris yang terus bergetar kuat meruntuhkan langit langit restoran.
Rem berusaha berdiri kembali karena getaran hebat membuatnya kesulitan untuk sekedar bangkit. Setelah susah payah Rem akhirnya bisa berdiri walau harus berpegangan dengan tiang restoran.
"Aura ini?"...
Rem terdiam seribu bahasa karena dirinya merasakan ada monster kuat yang bermunculan dari mana mana.
Rem menggertakan giginya lantaran dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, Rem tidak menyangka akan ada kajadian yang muncul secara tiba tiba.
"Bajingan banyak monster kuat bangkit dari hibernasi mereka? Pasti ada seseorang yang tanpa sengaja membangunkan mereka dari tempatnya tersegel?...
Tidak mau membuang waktu lagi Rem berniat mencari tahu lebih lanjut lagi mengenai monster kuat yang dirasakannya.
"Tunggu Rem, diluar sana sangat berbahaya!"
Elicia berusaha mengejar Rem didepannya, menahan Rem untuk tidak gegabah mencari kematian saat keadaan bahaya seperti ini.
"Kau tidak perlu khawatir, aku tidak selemah yang kau kira!"...
Setelah berkata seperti itu, Rem menghilang begitu saja seperti angin berhembus kencang menyisakan detik berlalunya saja.
"Hati hati Rem, aku yakin kamu baik baik saja diluar sana!"...
Elicia menatap perginya Rem yang menghilang dalam sekejab mata. Elicia hanya bisa berharap Rem baik baik saja, sebab dari hati terdalamnya Elicia menyimpan perasaan terhadapnya meski sungkan untuk dia akui sendiri.