Monster Terraserawrs kewalahan terus dibombardir dari banyak serangan, walau dibuat kewalahan seperti itu monster Terraswarwa masih bisa memberikan perlawanan.
Instingnya sebagai monster terus mencoba membaca pergerakan dari banyaknya serangan meluncur kearahnya.
Monster Terraserawrs memulihkan dirinya dengan cepat, setelah dibombardir sana sini.
"Ruarrrh!"
Monster Terraserawrs meraung keras lalu mengepakakan kedua sayapnya.
"Whussh!
Puluhan pesawat tempur FX 99 yang beterbangan didekatnya, seperti nyamuk yang berkeliaran ditelinga terpental seketika.
Kolonel Sir Varbosta tidak tinggal diam saja, dia memerintahkan lima puluh tank menembakkan rudal balistik kearah monster itu.
"Tembakkan monster menggunakan rudal balistik Y255, guna mencegah kehancuran kota!"
Kolonel Sir Varbosta mengurungkan niatnya meluncurkan rudal nuklir dalam skala besar.
Tentunya efeknya tidak cuma melumpuhkan monster Terraserawrs untuk sementara waktu, tetapi berdampak pada radiasi mematikan yang menyebar luas diperkotaan.
Kolonel Sir Varbosta tidak ingin penduduk kota terjangkit penyakit mematikan karena menghirup radiasi nuklir bekas pertarungan.
"Baik kolonel!"
Angkatan militer darat Askrega United segera berlarian, para tentara yang mengenakan lencana mereka masing masing itu menjalankan setiap tugasnya.
Profesor Romeos juga tidak mau kalah, dia memerintahkan AI AI miliknya menurunkan drone Sgiant 3G5000.
Drone berukuran raksasa yang berbentuk seperti lebah, juga dilengkapi tembakan sinar laser dari drone tersebut.
"Turunkan drone drone Sgiant 3G5000, kita tidak bisa menumbangkan monster raksasa itu tanpa menggunakan teknologi canggih!"...
Semua AI ciptaan Romeos, dimana mereka dapat terhubung satu sama lain dan diprogram tidak pernah melawan penciptanya.
Menurunkan sekitar 2300 drone Sgiant 3G5000. Jumlah itu sudah cukup banyak, apalagi AI yang mengendalikan drone itu dari jauh berkisar tiga ratus AI saja.
"Whusssh!"
Drone drone Sgiant 3G5000 yang berbentuk lebah raksasa itu berterbangan diudara, para drone itu seperti sekumpulan lebah yang menghinggapi sarang mereka.
Semua orang takjub melihat banyaknya drone drone raksasa melintasi langit kota. Mereka bangga mempunyai profesor secerdas itu hingga mampu menciptaan alat alat canggihnya sendiri.
"Lihat disana ada banyak sekali drone berbentuk lebah?"
Tunjuk seorang pria keatas udara dengan takjubnya.
"Itu benar, Profesor Romeos ikut andil dalam perang melawan monster!"
"Kalahkan monster itu Profesor, kami mempercayai teknologi canggihmu!"
"Kalahkan monster itu Profesor!"
Teriak semua orang meneriaki nama Profesor Romeos saat para drone drone berterbangan layaknya sekunpulan lebah.