ke esokan hari nya,
kejadian semalam ia sembunyikan dari Gio dan Mama nya ia tidak mau membuat keadaan semakin kacau dan bikin kesehatan Mama nya semakin menurun akibat kepikiran dan stres.
menjalani hari ini sangat tidak bersemangat karena, ia sudah mulai berpegang teguh untuk benar benar menjauh dari Erlan dan fokus pada pendidikan nya agar bisa membanggakan Mama dan Abang Gio.
"kamu berangkat sama Erlan kan dek?"
Maura menarik napas nya. ia sudah menduga kalau Gio akan bertanya hal ini padanya dan ia juga harus siap untuk menjawab. "hari ini aku mau pergi sendiri dan seterusnya akan berangkat sendiri." ucap Maura sambil memaksakan senyum nya.
"loh, terus Erlan?"
KAN!
berbicara dengan Gio tidak akan ada habisnya. ia akan selalu terus bertanya sampai menemukan jawaban yang tepat dari pertanyaan nya.
"aku berangkat sekolah dulu yaa takut telat."
lebih baik ia menghindar dari pada ditanya yang tidak tidak dan berakhir terbongkar apalagi Maura dia sangat oversharing.
SEKOLAH NUSA BANGSA.
saat berada di parkiran ia berpapasan dengan Erlan. cowo pertama yang banyak mengubah hidupnya dan harus menjauh karena hal yang sudah terjadi. sakit, rasanya sakit untuk berpura pura tidak saling mengenal satu sama lain.
saat Erlan ingin menyapa, Maura langsung pergi begitu saja dan berpura pura tidak melihat Erlan.
"dia, menjauh?" batin Erlan sambil menatap Maura dengan tatapan kecewa dan perasaan yang masih sangat bersalah. ia juga tidak menyangka kalau Mama nya melakukan hal yang sangat dia benci dan melukai orang lain.
"kita baru aja baikan. sekarang? malah asing gini." lirih Erlan dengan sedih. dia sudah membuka hati nya namun malah harus mengubur dalam dalam keinginan nya untuk berpacaran dengan Maura.
Kenzo menepuk bahu Erlan dengan pelan, "kenapa lu? gua liat liat kayak lagi menyimpan banyak masalah. mau cerita lu?"
tidak mungkin. ia tidak mungkin cerita pada Kenzo mengenai masalah kemarin.
"gua baik baik aja. yuk masuk kelas,"
***
saat ini Maura dan Karina sedang berada di Taman sekolah. Maura menceritakan semuanya kejadian semalam dengan secara rinci dan singkat. ia tidak bisa berbohong soal masalah dengan Karina orang yang paling tau hidup Maura adalah Karina dan terus Karina.
"gua udah menduga kalau Tante yang bernama Anita itu adalah Mama Erlan tapi, gua masih belum percaya makanya engga bilang dulu sama lu. terus, sekarang lu sama Erlan gimana?"
"menjauh." jawab Maura secara singkat, padat dan jelas.
"gua udah menduga pilihan lu sih."
mungkin, kalau Karina jadi Maura juga akan memilih pilihan tersebut untuk menjauh dan saling tidak mengenal karena sudah pasti kalau bersama akan terus mengingat betapa sakitnya jadi Mama Maura.
sudah berusaha untuk mempertahankan keluarga agar tidak berantakan namun, yang didapatkan hanya sakit tidak dengan kebahagiaan yang selama ini diinginkan.
"tanggapan Erlan saat itu gimana?"
"dia marah besar ke Mama nya bahkan, saat ini dia udah engga tinggal bersama Mama nya lagi karena Erlan sudah memutuskan untuk Kos dan tinggal sendiri walaupun, sempat ada perdebatan antara Mama nya dan juga Erlan."
"lu engga cerita soal ini ke Bang Gio kan?"
Maura menggeleng, "tentu engga akan. karena, sudah pasti dia akan membenci Erlan."
benar, Bang Gio orang pertama yang tahu Mama nya menderita dan pasti dia akan sangat membenci Erlan walaupun bukan kesalahan Erlan dan tidak tahu apa apa tapi tetap saja.
"Mau, lu yakin bisa buat menjauh dari Erlan?"
"kalau gua ngelanjutin hubungan dengan Erlan malah bikin terus terusan buat gua kepikiran karena ngerasa khianati Mama gua sendiri. jujur, gua engga kuat. dia termasuk orang penting yang ada didalam hidup gua." jelas Maura yang langsung memeluk Karina.
cuma Karina yang tahu permasalahan Maura.
"mau masuk kelas?"
Maura mengangguk. dia sudah yakin dan berjanji pada dirinya sendiri untuk berubah dan fokus pada belajar nya untuk membuat bangga Mama dan juga Bang Gio. setidaknya, dia bisa mewujudkan harapan Mama nya yang ingin Maura kuliah di luar Negri.
saat memasuki kelas, murid murid yang berada disana langsung menatap mereka termasuk Erlan. ia menatap Maura tanpa kedip dan hanya fokus ke arah Maura.
"lu diliatin mulu sama Erlan," bisik Karina.
"iya gua juga sadar kalau dari tadi Erlan natap kaya mau makan orang hidup hidup." jawab Maura tak kalah berbisik. ia takut kalau Erlan yang saat ini sedang diceritain malah tau.
"woi, lu engga sama Maura lagi?" kini gantian, Kenzo yang berbisik ke telinga Erlan. ia heran saat masuk kelas Maura sama sekali tidak ada menyapa Erlan bahkan, jangan kan menyapa tersenyum saja Maura tidak melakukan.
"berisik lu ah," bisik Erlan.
dia bingung ingin menjawab apa pada pertanyaan Kenzo yang bahkan, ia tidak bisa memberi tahu masalah yang cukup privasi bagi nya.
"baiklah anak anak, selamat pagi semuanya!" sapa guru matematika.
"selamat pagi Bu Ratna." jawab mereka secara bersamaan. walaupun Bu Ratna mengajar matematika tetapi, mereka suka dengan Bu Ratna karena sikap nya yang ramah dan saat menjelaskan pun secara jelas dan rinci jadi mudah untuk dipahami.
"minggu depan sekolah kita akan mengadakan camping dan Ibu harap anak anak disini semuanya ikut untuk memeriahkan camping ini yaa."
semua murid murid disana langsung bersorak dengan gembira setelah mendengar info yang dinanti nantikan oleh anak anak kelas 12. mereka memang paling mengharapkan camping karena selain seru, banyak juga momen kebersamaan sebelum nanti mereka akan sibuk pada urusan masing-masing.
"itu nanti semua kelas bakal ikut engga Bu?" tanya salah satu murid.
"soal itu masih belum pasti namun, saat berada di Kantor katanya cuma anak kelas 12 saja yang ikut camping anak kelas 10 dan 11 tetap sekolah seperti biasa."
mendengar ucapan Bu Ratna makin membuat mereka bahagia karena tidak akan terlalu ramai dan heboh nanti nya.
"rencananya kita bakal berapa lama disana Bu?"
"seminggu. jadi, Ibu harap kalian benar-benar menyiapkan mental dan juga harus menjaga kesehatan. bawa barang yang diperlukan saja jangan semua yang ada di rumah kalian bawa semua kesana." ucap Bu Ratna yang langsung disambut tawa dari mereka.
biasanya, yang paling ribet adalah cewe. kalau cowo cuma kaus dan celana selebihnya tidak penting.
"lu bakal ikut kan Mau?"
Maura mengangguk, "tentu. karena kesempatan ini engga datang dua kali."
"kaya nya Maura seneng banget ada camping ginian," lirih Erlan yang menatap Maura. dia dari tadi bolak balik melihat ke arah Maura.
"pasti dia seneng banget karena dia kan anaknya aktif banget dan energi nya engga abis-abis." jawab Kenzo yang langsung diangguki oleh Erlan.
"lu ada masalah kan sama Maura?"
seperti nya kalau Erlan tidak menjawab pertanyaan dari Kenzo akan membuat Kenzo bertanya terus menerus sampai mendapatkan jawabannya.
"dia menjauh gua gabisa ngasih tau alasannya karena apa yang terpenting adalah saat ini gua sedang berusaha untuk memperbaiki dan memperjuangkan dia." ucap Erlan dengan yakin seratus persen bahkan lebih dari seratus.
dia akan terus berusaha untuk mendapatkan maaf dari Maura beserta keluarga nya Maura akibat kesalahan Mama nya. dia tidak mau asing dengan Maura disaat ia sudah benar-benar jatuh cinta pada Maura.
"tumben. lu kesambet apa kok bisa peka?" ejek Kenzo yang langsung mendapatkan geplakan dari Erlan. soal ejek mengejek Kenzo memang sudah ahlinya.
"berisik lu," sinis Erlan.
"lah kocak! lu yang berisik." jawab Kenzo tak kalah sinis mereka berdua tidak sadar kalau sedang diawasi oleh Bu Ratna dan diliatin murid murid disana.
"gua? mana mungkin!"
"engga ada yang ga mungkin Erlan."
"KALIAN BERDUA YANG BERISIK! sekarang kalian milih keluar kelas atau mengerjakan soal di papan tulis?" teriak Bu Ratna. dia dari tadi sudah memantau dia pikir Erlan dan Kenzo akan diam namun ternyata suara nya malah makin berisik dan sangat menggangu.
"Erlan ngerjain, aku yang keluar Bu."
pasrah, Kenzo sudah benar-benar pasrah dan saat keluar kelas dia sudah berniat akan ke kantin untuk mengisi kekosongan perut yang dari tadi sudah berbunyi bunyi.
BERSAMBUNG.
terima kasih yang sudah setia membaca cerita ini yaa teman temaann...