Cherreads

Chapter 12 - 13 ERLAN ANEH

RUMAH SAKIT SEHATI,

saat ini Erlan sedang duduk berdua dengan Maura di Taman Rumah Sakit. dengan berbagai macam bujukan untuk bisa mengobrol dengan Maura dan berhasil walaupun seperti nya Maura terpaksa terlihat dari wajah nya yang dari tada cemberut.

Erlan menarik napas nya dengan pelan dan mencoba berbicara pada Maura tanpa menyakiti atau membuat Maura kesal karena, mood Maura sedang tidak bagus dan dia tidak mau menambah badmood lagi.

"aku mau menjelaskan persoalan Safa tadi,"

Maura menoleh lalu menaikan alis kanan nya, "kenapa harus dijelaskan? itukan hak kamu mau keluar dengan siapa dan bahkan, berpacaran dengan siapa juga itu terserah kamu." ucap Maura walaupun hati dan otak nya sangat tidak sinkron.

"yang dikatakan Safa sama sekali tidak benar. aku tidak ada membuat janji dengannya dan bahkan, mengobrol saja aku hampir tidak pernah." jelas Erlan yang dijawab anggukan oleh Maura.

dia bingung antara percaya atau tidak.

lagi pula, untuk apa dia bingung? toh Erlan dan Maura tidak ada hubungan lebih selain teman yang mungkin sekarang berubah menjadi musuh.

"aku juga ingin meminta maaf soal ucapan yang kemarin dan membuat kamu menjauh dan berubah jadi cuek. aku minta maaf sebesar-besarnya sama kamu Mau,"

tunggu. aku kamu? sejak kapan mereka menjadi aku dan kamu?

"kamu kok diam?"

"sejak kapan panggilan lu gua berubah menjadi aku dan kamu?" tanya Maura.

Erlan terdiam sejenak. iya juga ya? ia bahkan baru sadar kalau telah mengganti lu gua menjadi aku kamu. seketika badan, kaki, tangan dia berubah menjadi dingin dan salah tingkah karena ditatap Maura sedalam itu. inikah yang dinamakan jatuh cinta? se-menyenangkan ini ternyata.

"sejak saat ini." putus Erlan lagi pula apa salahnya? agar lebih dekat ke arah yang serius dan sekarang sedang berada di tahap mendekati diri dahulu.

"kamu sakit ya? atau pas perjalan dari Rumah hingga ke Rumah Sakit kamu ada kejedot? atau malah salah makan makanya bisa jadi aneh gini." ucap Maura sambil memeriksa tangan, bahu, wajah Erlan dan bolak balik memeriksa suhu tubuh Erlan.

"aku baik-baik saja Maura."

"engga! kamu sedang tidak baik-baik saja Erlan. buktinya, kamu aneh" bantah Maura yang masih fokus menelisik Erlan.

Erlan terkekeh lalu mengusap kepala Maura dengan pelan. "aku sehat Maura," jawab Erlan dengan lembut sambil tersenyum manis.

MAMPUS!

kepala yang diusap jantung yang merana. dasar Erlan! suka sekali menguji kecepatan jantung Maura.

"hah? eh, apa tadi?" kikuk Maura. bagaimana tidak kikuk dia diperlakukan dengan romantis bersama pria yang memang dari awal ia cintai. biasalah, cinta pandangan pertama.

sementara Erlan yang menyadari perubahan sikap Maura langsung terkekeh. "kamu gugup ya? sama aku juga." bisik Erlan tepat di dekat telinga Maura.

Erlan? nikah yuk!

"mau berangkat sekolah bareng?"

belum selesai yang tadi ini malah ditambah lagi apa engga makin jedag-jedug jantung Maura.

otak ingin menolak, hati mengatakan iya jadilah Maura mengangguk dan tersenyum. sia-sia dia membangun benteng pertahanan kalau dengan ajakan bareng saja sudah runtuh dan tidak bersisa.

"biasanya siap-siap jam berapa kamu?"

"jam enam udah bangun dari tempat tidur lalu setelahnya langsung mandi kira-kira jam tujuh sudah selesai kok." jelas Maura yang langsung diangguki oleh Erlan.

"kita tidak boleh telat, kamu suka warna apa?"

"kok tiba-tiba nanyain warna kesukaan? ada apa emangg?" heran, dari berangkat sekolah bareng menjadi warna kesukaan.

sikap Erlan memang tidak habis pikir. saat ini dia seperti orang yang berbeda Erlan yang biasanya cuek, dingin, galak. kini berubah menjadi perhatian, soft spoken dan baik hati.

"jawab saja,"

"warna pink, karena cantik dan bagus."

Erlan mengangguk dan tersenyum, "baiklah tunggu keesokan harinya Maura. tidur nya jangan terlalu malam, paham? kamu hari ini tidur di Rumah Sakit atau di Rumah?"

"hari ini aku tidur di Rumah soalnya gantian Bang Gio yang jagain Mama."

"kalau begitu, kita pulang bareng aja ayo kita pamit sama Mama dan Abang kamu." usul Erlan yang sangat bersemangat. sebenarnya dia ini kesambet setan apasih? kok bisa berubah seribu derajat begini.

"aku pulang bareng Bang Gio saja soalnya ada sekalian urusan juga. lu mau pulang sekarang?" ucap Maura, ia tidak sadar dengan ucapan panggilan nya yang berubah menjadi 'lu'.

Erlan yang sadar pun langsung memaklumi walaupun ntah kenapa hati nya tidak terima namun, karena tidak ingin memperkeruh suasana dia tidak memperdulikan itu dan melupakan nya mungkin saja Maura lupa.

"baiklah, kalau gitu aku pulang sekarang yah? udah jam sepuluh malam aku mau pamit sama Abang dan Mama kamu dulu baru setelah itu pulang" ucap Erlan.

setelah dipikir-pikir kalau Erlan pamit kepada Abang nya sudah pasti Gio akan mengolok-olok dirinya mengenai dia yang menyukai Erlan. lebih baik, Erlan tidak usah pamit dulu untuk saat ini demi kebaikan jiwa dan raga.

"seperti nya, Mama dan Bang Gio sudah tidur deh soalnya kecapean." cuma ini alasan satu-satunya yang masuk di akal pikiran.

"aku engga sopan dong kalau langsung pulang gitu aja tanpa pamit dahulu. atau kita cek saja dulu? lalu kalau emang sudah tidur aku baru pulang."

kan, Erlan memang sulit untuk dikelabui.

dengan terpaksa ia berjalan ke arah kamar inap Mama nya untuk mengecek sudah tidur atau belum. dan, benar saja Mama dan Bang Gio masih berbincang-bincang.

"tuh kan, mereka belum tidur. kalau gitu aku pamit dulu baru setelah pamit aku pulang."

mereka berdua akhirnya masuk ke dalam dan Erlan langsung berpamitan dengan Mama nya dan juga Bang Gio.

saat mata Bang Gio ke arah Maura dia langsung tersenyum mengejek sambil menaik turunkan kedua alisnya. sudah diduga!

"hati-hati ya Erlan bawa motor nya sudah malam ini."

"iya Tante, kalau gitu Erlan izin pamit pulang yaa Tante, Bang Gio dan Maura."

Maura mengantar Erlan sampai ke parkiran. tidak mungkin dia membiarkan Erlan begitu saja nanti tidak sopan.

"sana masuk, diluar dingin."

"iya, nunggu kamu pergi baru setelah itu aku masuk."

"kamu masuk dulu baru aku pergi." ucap Erlan yang sepertinya sudah tidak bisa dibantah pakai apapun lagi.

"hati-hati yah jangan ngebut-ngebut," ucap Maura yang dibalas senyum manis dari Erlan. kalau Erlan sudah tersenyum gula pasti akan kalah manisnya dengan senyuman langka Erlan. hihii...

"nanti kalau aku udah sampai, aku langsung kabarin kamu."

ubur ubur ikan lele

ini gada hubungan emang gapapa romantisan lee?

Maura cuma bisa mengangguk lalu melambaikan tangan ke arah Erlan. dia masuk dengan hati yang sangat bergembira ini adalah momen yang tidak pernah terduga dan terpikirkan sama sekali olehnya.

"kering tuh gigi," ejek Gio yang melihat adiknya tidak berhenti tersenyum.

"apaan sih Bang!"

"Abang senang dengan hadir nya Erlan tadi membuat kamu ceria lagi. sering-sering kaya gini yaa? jangan pernah terpikirkan untuk menyerah Abang sedih kalau lihat kamu sedih."

Maura tersenyum dan memeluk Gio dengan erat. ntah kenapa satu harian ini dia hobi sekali memeluk Gio padahal dulu dia paling anti kalau memeluk Gio walaupun keadaan sedih, marah atau kecewa sekali pun ia selalu menolak untuk dipeluk.

kalau sekarang? apa-apa selalu meluk Gio.

***

Alhamdulilah, Erlan sudah sampai.

dia sudah bersih-bersih dan langsung mengambil ponsel nya lalu setelah itu membuka room chat Maura.

{ aku sudah sampai, kamu sudah tidur? }

terkirim.

pesan itu centang dua abu-abu dan belum dibaca oleh Maura. apa dia sudah tidur?

{ good night, sweet dreams Maura }

karena tak kunjung mendapatkan balasan, Erlan mengirim pesan ucapan selamat tidur kepada Maura.

"ada apa dengan ini? kenapa rasanya sangat berbeda dan lebih berwarna, ini jatuh cinta? aku benar-benar sudah jatuh cinta?" batin Erlan sambil memegang dadanya.

BERSAMBUNG.

karena part kemarin sudah tangis-tangisan sekarang Author buat romantis dikit-dikit yaa, biar Maura terhibur juga hihii. 

terima kasih yang selalu membaca cerita inii, kalian bebas mengeluarkan komenan bawel kaliaann. aku tunggu yaa...

More Chapters