Wanita tua itu tertawa meremehkan. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku, seorang penyihir yang telah hidup selama berabad-abad? Kau hanyalah seorang putri manja yang kehilangan ingatannya. Kau tidak tahu apa-apa tentang dunia ini."
Dian mengepalkan tangannya. "Aku mungkin tidak tahu segalanya, tapi aku tahu bahwa aku harus melindungi orang-orang yang kusayangi. Aku akan menghentikanmu, tidak peduli apa pun yang terjadi."
Pertempuran dimulai. Wanita tua itu melancarkan serangan sihir yang dahsyat, mengirimkan bola api dan petir ke arah Dian. Dian dengan lincah menghindar dan membalas dengan teknik pedang kerajaan yang ia ingat dengan sempurna. Pedangnya berayun dengan presisi dan kekuatan, membelah udara dan membentur setiap serangan sihir yang datang.
Wanita tua itu terkejut dengan kemampuan Dian. Ia tidak menyangka bahwa seorang putri yang kehilangan ingatannya bisa begitu kuat. Ia meningkatkan intensitas serangannya, menggunakan sihir gelap yang mematikan. Dian merasa kewalahan, tetapi ia tidak menyerah. Ia terus bertarung, menggunakan semua yang ia miliki.
Ia ingat pelatihan keras yang telah ia jalani sebagai seorang putri. Ia ingat dukungan dan cinta dari keluarganya. Ia ingat janji yang telah ia buat untuk melindungi rakyatnya. Semua itu memberikan kekuatan tambahan kepadanya.
Dian fokus, menyalurkan mana ke dalam pedangnya. Ia merapal mantra kuno, memanggil kekuatan kerajaan yang tersembunyi di dalam dirinya. Pedangnya bersinar terang, memancarkan energi suci yang membakar kegelapan di sekitarnya.
Dengan satu gerakan cepat, Dian mengayunkan pedangnya ke arah wanita tua itu. Sebuah gelombang energi besar melesat dari pedangnya, mengenai wanita tua itu dengan telak. Wanita tua itu menjerit kesakitan dan terlempar ke belakang, menabrak dinding bangunan.
Wanita tua itu terbaring tak berdaya di tanah. Ia kalah. Dian menghampirinya dengan pedang terhunus. "Mengapa kau melakukan ini?" tanya Dian dengan nada marah. "Mengapa kau menculikku dan menghancurkan hidupku?"
Wanita tua itu batuk darah. "Aku melakukan ini untuk Kerajaan Gelap," katanya dengan suara lemah. "Kami ingin menghancurkan Kerajaan Eldoria dan menguasai seluruh dunia."
Dian menggelengkan kepalanya. "Kau tidak akan berhasil," katanya. "Aku akan menghentikanmu dan kerajaanmu. Aku akan melindungi orang-orang yang kusayangi."
Dian mengangkat pedangnya dan mengakhiri hidup wanita tua itu. Ia merasa sedih dan marah, tetapi ia tahu bahwa ia telah melakukan hal yang benar. Ia telah melindungi Desa Kumuh dan selangkah lebih dekat untuk mengungkap kebenaran tentang masa lalunya.
Setelah pertempuran selesai, Dian kembali ke gubuk reyotnya. Ia berbaring di atas tikar, menatap langit-langit gubuk yang penuh lubang. Ia memikirkan semua yang telah terjadi. Ia adalah Putri Ariana dari Kerajaan Eldoria, seorang putri yang hilang dan dilupakan. Ia memiliki tanggung jawab besar di pundaknya.
[Misi Utama Baru Telah Diperbarui: Kembalikan Kerajaanmu yang Hilang. Hadiah: Kekuatan dan Kehormatan, Kedamaian untuk Rakyatmu.]
Sistema berdering lagi. Dian tahu apa yang harus ia lakukan. Ia harus kembali ke Kerajaan Eldoria dan merebut kembali takhtanya. Ia harus menyelamatkan rakyatnya dari Kerajaan Gelap.
Namun, ia tidak bisa melakukan itu sendiri. Ia membutuhkan bantuan. Ia membutuhkan teman dan sekutu. Ia tahu di mana ia bisa menemukan mereka. Di Desa Kumuh, di antara orang-orang yang telah ia bantu.
Dian bangkit dari tikar dengan tekad yang membara. Ia akan menjadi pemimpin yang mereka butuhkan. Ia akan melindungi mereka dan membimbing mereka menuju masa depan yang lebih baik. Ia akan menjadi Putri Ariana, sang pahlawan dari Kerajaan Eldoria.
Keesokan harinya, Dian mengumpulkan semua penduduk Desa Kumuh di alun-alun desa. Ia menceritakan kepada mereka tentang identitasnya dan tentang Kerajaan Gelap. Ia meminta bantuan mereka untuk membangun kembali kerajaannya.
Awalnya, banyak orang yang ragu. Mereka takut dan tidak percaya. Namun, Dian berbicara dengan jujur dan penuh semangat. Ia menceritakan kepada mereka tentang mimpinya dan tentang harapan yang ia miliki untuk masa depan.
Perlahan-lahan, orang-orang mulai mempercayainya. Mereka melihat ketulusan di matanya dan merasakan kekuatan di hatinya. Mereka memutuskan untuk bergabung dengannya, untuk berjuang bersamanya.
Dengan bantuan penduduk Desa Kumuh, Dian mulai membangun pasukannya. Ia melatih mereka dalam seni bela diri dan sihir. Ia mengajari mereka tentang strategi dan taktik perang. Ia mempersiapkan mereka untuk pertempuran besar yang akan datang.
Waktu berlalu, dan pasukan Dian semakin kuat. Mereka membebaskan desa demi desa, mengusir para pengikut Kerajaan Gelap dan membebaskan rakyat yang tertindas. Mereka menjadi simbol harapan bagi seluruh kerajaan.
Akhirnya, Dian dan pasukannya tiba di gerbang Kerajaan Eldoria. Mereka disambut oleh ribuan orang yang bersorak gembira. Mereka telah menunggu kedatangan sang putri yang hilang selama bertahun-tahun.
Pertempuran terakhir dimulai. Dian dan pasukannya bertempur dengan gagah berani, melawan para prajurit Kerajaan Gelap yang kuat. Dian sendiri menghadapi raja Kerajaan Gelap, dalam duel yang mematikan.
Dengan kekuatan dan keterampilan yang telah ia pelajari, Dian berhasil mengalahkan raja Kerajaan Gelap. Ia membebaskan kerajaannya dan menyelamatkan rakyatnya.
Putri Ariana kembali ke Kerajaan Eldoria sebagai seorang pahlawan. Ia dinobatkan menjadi ratunya dan memerintah dengan bijaksana dan adil. Ia membawa kedamaian dan kemakmuran ke seluruh kerajaannya.
Dian tidak pernah melupakan Desa Kumuh dan orang-orang yang telah membantunya. Ia terus mendukung mereka dan membantu mereka meningkatkan kehidupan mereka. Ia membangun sekolah dan rumah sakit di desa itu, dan ia memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan.
Dian menjadi ratu yang dicintai dan dihormati oleh seluruh rakyatnya. Ia menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi semua orang. Ia membuktikan bahwa bahkan orang yang hilang dan terlupakan pun dapat menjadi seorang pahlawan. Dan semua itu dimulai dari sebuah desa kumuh, dengan sepotong ingatan yang hilang, dan sebuah sistem yang misterius. Dian tersenyum. Kisahnya baru saja dimulai.