Cherreads

Chapter 6 - 07 ANITA?

bel berbunyi, waktu pulang sudah tiba.

Maura kali ini pulang sendiri karena ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu baru setelah itu akan ke rumah sakit untuk merawat Mama nya yang sedang sakit. dia menolak di jemput Gio dan menolak ajakan pulang bersama Karina.

saat di perjalanan menuju Kafe favorit nya Maura malah melihat papa nya yang duduk dengan seorang wanita dan seperti nya seumuran dengan mama nya. siapa wanita tersebut? kenapa dia bersama papa nya? atau jangan-jangan itu selingkuhan sang papa dan membuat keluarga nya hancur berantakan.

"pak, saya berhenti disini saja. ini uang nya pak terima kasih yaa" ucap Maura yang langsung diangguki sopir tersebut. Maura langsung berjalan keluar menuju papa nya berada dia melangkah dengan secara hati-hati agar tidak ketahuan.

Maura duduk agak menjauh namun tetap bisa mendengarkan percakapan papa dan wanita asing tersebut. Maura juga menyiapkan ponsel dan perekam suara agar bisa menunjukkan percakapan tersebut kepada abang nya.

percakapan tersebut mulai terdengar di telinga Maura.

"mas, istri dan anak-anak kamu kan sudah tahu jadi kapan kamu bakal nikahin aku? aku udah bertahun-tahun nunggu kamu loh mas bayangin aku udah nunggu selama empat tahun agar kita bersama-sama." ucap wanita tersebut yang langsung membuat Maura menganga tidak percaya. apa tadi katanya? empat tahun? SELAMA EMPAT TAHUN? BERARTI...

"sabar Anita, aku masih memikirkan bagaimana perasaan anak perempuan ku mengetahui hal ini." jawab papa sambil terus menggenggam tangan wanita yang bernama 'anita' tersebut.

Anita? wanita itu seperti tidak asing.

"dia kan sudah dewasa Mas! sudah pantas nya dia tahu soal hubungan kita berdua." perempuan tersebut langsung terbawa emosi dan bahkan melepaskan genggaman tangan tersebut.

dasar pelakor! cantik pun kamu kalau sudah merebut suami orang bakal minus bahkan udah engga ada harga dirinya lagi.

"dua duanya tenyata sama, sama-sama stress." dumel Maura yang masih memantau dan mendengarkan percakapan pasangan yang sepertinya sedang dimabuk asmara sudah kaya anak muda saja. cih!

"aku bakal berbicara dengan Maura secara pelan-pelan yaa sayangg? kamu jangan khawatir pernikahan kita akan tetap berlangsung dan aku akan membujuk Maura agar kita bertiga bisa tinggal bersama." jawab papa nya.

"baiklah Mas, aku bakal selalu nunggu kabar baik dari kamu dan selalu dukung kamu." ucap Anita dengan suara yang dibuat mendayu-dayu memang benar wanita penggoda.

"pasti wanita itu cuma mau mengincar harta papa doang cih, aku engga akan biarin harta papa jatuh sama wanita kaya dia sebaiknya aku pergi dari tempat ini dan membicarakan semuanya kepada bang Gio." gumam Maura yang langsung pergi meninggalkan Kafe tersebut dengan mengendap-endap. dia sangat takut kalau ketahuan oleh papa nya dan gagal berbicara dengan bang Gio.

RUMAH SAKIT SEHATI,

begitu masuk ke dalam kamar rawat mama, Maura langsung terkejut setelah melihat keberadaan Erlan disana. ngapain cowo itu berada disana? bukankah tadi pagi dia mengatakan tidak mau diganggu lagi sama Maura? kok sekarang malah berada disini.

"Maura, kamu kemana saja tadi nak? Erlan dari tadi loh nungguin kamu dan kamu tau sayang Erlan kesini sambil membawa bolu kesukaan kamu dan bermacam-macam buah loh." ucap mama nya dengan semangat.

"tadi Maura singgah dulu ke toko buku mah, gimana dengan keadaan mama?" jawab Maura yang langsung mencium pipi sang mama.

rasanya sangat sakit melihat keadaan mama nya seperti ini dengan mengingat perselingkuhan papa nya sendiri.

"sudah sayang, mama sudah lebih baik sekarang. eh iya tadi Erlan katanya mau berbicara sama kamu. sana bicara sama dulu sama nak Erlan." mendengarnya langsung membuat Maura menghela napas dengan berat dia bersusah payah sedang melupakan Erlan ini malah berduan seperti ini.

"eum mah, Maura kaya nya pusing deh jadi pengen istirahat dulu engga sanggup berdiri lama lama."

alasan, Erlan tau kalau itu cuma alasan Maura agar mereka tidak berbicara berdua.

"kamu lupa makan siang yah? atau kamu tadi di sekolah panas panasan?" ucap mama dengan panik.

"cuma pusing sedikit aja mah paling ntar mendingan untuk sekarang kaya nya cuma butuh istirahat saja. aku pamit ke sofa bentar ya mah, mau tidur sebentar." dia benar-benar tidak menganggap keberadaan Erlan disana.

sedangkan mama, ia jadi merasa tidak enak kepada Erlan karena sudah lama menunggu namun berakhir gagal.

"Erlan, maafin Maura yah mungkin dia cape."

"gapapa kok tante, kalau kaya gitu Erlan pamit pulang yah tante. tante cepet sembuh yaa semangat terus buat tante."

"makasih yaa Erlan, sering sering main ke rumah yaa kalau nanti tante udah sembuh." ucap mama nya Maura yang langsung diangguki oleh Erlan.

setelah Erlan pergi baru lah Maura bisa bernapas dengan lega, akhirnya hati nya bisa terselamatkan.

di sepanjang perjalanan Erlan masih merasa bersalah karena telah berbicara yang tidak-tidak kepada Maura dan ntah kenapa hati nya merasa tidak tenang dan gelisah karena belum bisa mendapatkan maaf dari Maura.

"sebenarnya, apa yang aku rasakan saat ini? kenapa perasaan ini asing dan aneh?" batin Erlan seraya menatap ke depan dengan tatapan kosong.

***

di malam hari ini Maura sedang menyuapi Mama nya makan. kata dokter Mama nya besok sudah boleh pulang ke rumah dan tinggal istirahat dengan cukup.

"kamu suka yah sama Erlan?"

Maura menoleh ke arah mama nya, dia memang tidak bisa berbohong pada mama dan abang nya. "kenapa tiba-tiba Mama ngomong seperti itu?"

Mama langsung terkekeh, "mama dulu pernah muda sayangg jadi mama tau kalau kamu ada rasa sama Erlan. kalian berdua ada masalah?"

"kita engga ada masalah yang gimana-gimana kok mah, lagi pula aku sama Erlan engga ada hubungan apa apa selain cuma teman sekolah." mendengar penjelasan tersebut mama langsung mengangguk.

"bohong mah, kata Maura dia mau pacaran sama Erlan." ejek Gio yang tiba-tiba datang.

"IHH, ABANG! engga mah, abang bohong." elak Maura yang langsung memukul lengan Gio.

abang nya benar-benar sangat jail kalau engga jailin Maura sehari aja rasanya badan dia bakal gatal-gatal.

DASAR GIO!

kalau bukan jail bukan Gio namanya.

"sudah-sudah jangan berdebat, papa dimana Gi?"

pertanyaan mama nya membuat Gio dan Maura mati kutu. ini pertanyaan yang sangat tidak diharapkan oleh mereka berdua karna bakal bingung akan menjawab dan mencari alasan seperti apa.

bahkan, mereka berdua saja tidak tahu keberadaan papa berada dimana dan sekarang menetap dimana.

BERSAMBUNG.

ada apa nih kira-kira dengan Erlan? akankah dia sudah muncul benih-benih cinta? atau cuma rasa empati saja, ikutin terus cerita ini sampai tuntas yaa teman teman.

lovv you all💗💗💗

More Chapters